You are viewing the Bahasa translation of this post. View the English version here.
Layanan sanitasi yang aman, bersih, dan memadai berperan amat penting bagi kualitas hidup yang mendasar. Penyediaan layanan sanitasi yang aman, bersih, dan memadai oleh Kota Cape Town, Afrika Selatan, sudah lama menjadi masalah bagi warga Khayelitsha dan warga pemukiman liar di sekeliling kota ini. Sebagian besar keluarga di pemukiman liar tersebut tidak dapat menyiram WC dan tidak memiliki pipa ledeng dalam ruang. Sebaliknya, mereka harus bergantung pada fasilitas sanitasi sementara, misalnya WC portabel atau WC dalam kontainer. Warga terpaksa berjalan jauh di malam hari untuk mencapai WC yang sedikit jumlahnya dan saling berjauhan jaraknya, sehingga menimbulkan risiko keamanan yang besar, khususnya bagi perempuan dan anak-anak. Fasilitas ini digunakan bersama oleh banyak keluarga dan seringkali jarang dibersihkan, sehingga warga mudah terpapar terhadap penyakit dan berbagai risiko kesehatan lainnya.
Social Justice Coalition (SJC) dan Ndifuna Ukwazi (NU) menggunakan analisa anggaran untuk menggalang warga agar mengatasi masalah sanitasi yang tidak memadai ini melalui proses anggaran Kota Cape Town. Setelah rancangan anggaran dikeluarkan, Kota Cape Town menyediakan kesempatan kepada warga untuk memberikan masukan tentang apakah kebutuhan dan masalah mereka telah dibahas dalam rancangan anggaran dan meminta pemerintah mempertimbangkan ketiadaan layanan itu dalam anggaran akhir. SJC dan NU menggunakan proses penyerahan usukan ini untuk menyuarakan pendapat warga Khayelitsha dalam mengatasi kinerja Kota Cape Town yang selalu buruk dalam penyediaan prasarana air dan sanitasi. Upaya mereka pada tahun 2016 meraih kesuksesan yang fenomenal, yang mendapat 3.000 penyerahan masukan ke rancangan anggaran 2016/2017 Kota Cape Town dari warga Khayelitsha dan dari berbagai pemukiman liar lainnya. Kesuksesan kampanye advokasi anggaran tersebut antara lain adalah upaya mendidik warga tentang cara Kota Cape Town mengelola layanan air dan sanitasi, menganalisa anggaran, dan pelatihan berlapis untuk pelatih, sehinga kampanye itu dapat memperluas jangkauan meski sumber dayanya terbatas.
Mendidik Warga untuk Bertindak
Pada tahun 2015, SJC dan NU sama-sama berupaya membantu sejumlah besar warga Khayelitsha untuk belajar membaca, memahami, dan menggunakan angka-angka dalam anggaran untuk membuat argumen tentang bagaimana Kota Cape Town dapat dan harus meningkatkan penyediaan layanan sanitasinya guna memastikan bahwa penduduk memiliki akses yang memadai ke fasilitas sanitasi yang aman dan bersih. Setelah melakukan analisa secara cermat terhadap anggaran sanitasi dan penghematan biaya dalam memasang dan memelihara WC permanen dibandingkan WC sementara, SJC dan NU mengadakan pelatihan bagi pelatih yang kemudian dikirim untuk terlibat dengan warga dan mendidik warga serta mengumpulkan pendapat mereka. Berkat upaya ini, terdapat 502 penyerahan usulan kepada rancangan anggaran 2015/2016 Kota Cape Town – peningkatan yang sangat besar dibanding 37 penyerahan usulan yang diterima Kota Cape Town dalam anggaran tahun sebelumnya. Banyak penyerahan usulan itu berupa tulisan dan diserahkan oleh penduduk Khayelitsha sendiri serta memuat garis besar kisah perjuangan mereka dalam mengandalkan fasilitas WC yang sedikit jumlahnya dan saling berjauhan jaraknya, serta semua risiko dalam menggunakannya.
Memperluas Kampanye
Di awal tahun ini, SJC berupaya lebih keras untuk menarik perhatian terhadap layanan sanitasi yang buruk dan kurangnya infrastruktur sanitasi yang berkelanjutan di pemukiman-pemukiman liar di Cape Town, dengan mengumpulkan 3.000 usulan ke anggaran 2016/2017 Kota Cape Town. Proses pengumpulan usulan ini hanya memakan waktu seminggu lebih sedikit, meskipun beberapa bulan sebelumnya sudah dipersiapkan dengan tekun. IBP membantu melatih kelompok inti beranggotakan 10 anggota staf SJC untuk memahami dan terlibat dengan analisa anggaran air dan sanitasi Kota Cape Town. Banyak anggota kelompok inti ini telah mengikuti pelatihan untuk kampanye tahun 2015 dan membantu melatih anggota baru. Kemudian kelompok inti tersebut melatih kelompok lebih besar beranggotakan 15 fasilitator.
Saat rancangan rancangan 2016/2017 tersebut dibahas pada akhir Maret, IBP bekerja sama dengan SJC untuk memperbarui angka dan temuan yang ada dalam bahan analisa dan bahan pelatihan. Kelompok inti dan fasilitator-fasilitator baru ini kemudian melatih 60 anggota SJC dalam acara kemah anggaran akhir pekan, dan kelompok ini mengumpulkan 3.000 usulan, di mana baru kali ini Kota Cape Town mendapat ribuan usulan anggaran secara langsung dari warga miskin dan kaum pekerja.
Ini adalah prestasi luar biasa, terutama mengingat bahwa sebelum kampanye SJC tahun 2015, Kota Cape Town jarang mendapatkan lebih dari 30 usulan dalam satu tahun mana pun. Kemajuan juga dicapai dalam hal cara Kota Cape Town mencatat usulan: pada tahun 2015, seluruh 500 usulan dikelompokkan bersama-sama dan dicatat secara resmi sebagai satu usulan. Tahun ini, seluruh 3.000 usulan dicatat sebagai usulan individu.
Hasil kampanye dan Langkah Berikutnya
Warga Khayelitsha dan anggota SJC berbaris menuju kantor Walikota Cape Town Patricia De Lille pada tanggal 29 April 2016 untuk menyerahkan 3.000 usulan, disertai sebuah petisi yang ditandatangani lebih dari 5.000 warga Khaylitsha yang menuntut “layanan satinasi yang aman, bersih, dan bermartabat. ” Kampanye tersebut dan tanggapan Walikota de Lille menyedot perhatian besar dari media, termasuk sebuah rubrik opini dan editorial oleh Albert van Zyl dan Jessica Taylor dari IBP. Dalam Rapat Dewan Anggaran, walikota juga banyak sekali berpidato mengenai usulan warga dan masalah sanitasi di Khayelitsha.
Meskipun SJC melakukan advokasi berdasarkan bukti yang sangat kuat, anggaran sanitasi Kota Cape Town untuk pemukiman liar tidak berubah. Namun kampanye-kampanye ini sering berlangsung bertahun-tahun dan kampanye pendidikan dan partisipasi masyarakat yang mereka lakukan pada tahun 2015 dan 2016 telah meletakkan dasar untuk mempertahankan dan memperkokoh kampanye mereka. Dan dengan jelas mereka telah menunjukkan kekuatan keterlibatan masyarakat dalam proses anggaran untuk menuntut pertanggungjawaban pemerintah atas janji-janji mereka.