Blogs

Yang Kami Pelajari Tentang Cara Terlibat dengan Badan Eksekutif

Esai dari Laporan Tahunan 2015 International Budget Partnership

You are viewing the Bahasa translation of this post. View the English version here.

Salah satu hasil inti IBP adalah meningkatkan analisa anggaran dan advokasi OMS menuju kebijakan, pelaksanaan, dan hasil yang lebih baik. Setelah mengetahui bahwa advokasi anggaran masyarakat sipil yang melibatkan orang lain dalam ekosistem pertanggungjawaban kemungkinan dapat lebih berdampak, IBP telah memperluas dukungan kepada para mitra kami untuk membantu mereka menjalin hubungan dengan legislator, auditor pemerintah, donatur, wartawan, dan lain-lain. Namun di hampir semua negara, proses anggaran masih didominasi oleh badan eksekutif sehingga hubungan yang produktif dan kolaboratif dengan badan eksekutif tetap amat sangat penting bagi keefektifan advokasi anggaran OMS tingkat perkotaan, wilayah, propinsi, atau nasional.

Salah satu pendekatan IBP untuk mendukung pekerjaan anggaran OMS adalah menempatkan staf yang permanen di negara-negara di tempat kami bekerja. Hal ini telah memperdalam pekerjaan kami bersama para mitra sekaligus mengembangkan semua sarana yang ada untuk memperkuat advokasi anggaran mereka, termasuk melakukan penelitian bersama tentang masalah anggaran, bantuan teknis yang berkelanjutan dan responsif, dan menjembatani hubungan antara OMS dan pemerintah. Fokus esai ini adalah melihat hal-hal yang kami pelajari dari pengalaman kami di Afrika Selatan dan Kenya tentang sifat kerja sama dengan badan eksekutif.

“Badan eksekutif” sebenarnya terdiri dari gabungan kepemimpinan politik dan kepemimpinan teknis yang kompleks, dan anggota badan eksekutif mendapatkan hak kekuasaan dari berbagai sumber. Pemimpin yang terpilih mendapatkan hak kekuasaan dari daya tarik mereka terhadap pemilih. Hak kekuasaan pemimpin yang diangkat berasal dari kesetiaan mereka kepada pimpinan politik, atau sebagai profesional yang memiliki keahlian dalam jabatan mereka. Banyak anggota badan eksekutif menduduki masa jabatan sangat singkat, sedangkan lainnya lebih lama dan berharap akan menjabat selama beberapa tahun. Sebagian anggota lebih terlibat dalam menetapkan kebijakan, sementara lainnya dalam pelaksanaannya. Karena itu sulit berbicara tentang satu eksekutif saja. Sebaliknya, kami mencari cara-cara untuk menjalin hubungan dengan bagian-bagian yang berbeda dari badan eksekutif. Perhatikan bahwa IBP seringkali perlu menjalin hubungan dengan pejabat eksekutif agar dapat menjadi perantara antara mitra kami dan pemerintah. Di kedua negara, selama ini kami semakin berusaha keras untuk menjalin hubungan dengan anggota-anggota non politik dari badan eksekutif. Di Afrika Selatan, hubungan dengan para pemimpin politik di berbagai daerah metropolitan besar mengalami ketegangan akibat kegiatan aktivis setempat mengenai layanan-layanan dasar. Sebagai tanggapan, IBP telah berupaya menjalin hubungan dengan kepala sebuah badan layanan besar.

Jalinan hubungan dalam konteks ini memiliki beberapa elemen: undangan ke berbagai pertemuan yang tidak berkaitan langsung dengan wilayah-wilayah yang berkonflik atau yang berfokus pada aspek yang lebih bersifat teknis dan tidak terlalu bersifat politis mengenai masalah yang ada; proyek-proyek bersama yang berfokus pada bidang konvergensi teknis; dan upaya untuk mengidentifikasi pejabat pemerintah yang penting secara unik bagi pekerjaan para mitra, kemudian memupuk kemitraan yang erat dengan mereka.

Di Kenya, setelah beberapa tahun tidak ada kemajuan dalam melibatkan para pimpinan daerah yang dipilih dan diangkat dalam kabinet, IBP mulai menjangkau kader staf yang lebih profesional di kantor-kantor anggaran daerah yang memiliki minat teknis dalam pembuatan anggaran. IBP Kenya mampu menarik para pejabat tersebut dengan memudahkan akses ke lembaga-lembaga nasional yang penting, misalnya Pengawas Anggaran (Controller of Budget), yang mengatur pekerjaan kepala anggaran di daerah. Setelah menghubungkan lembaga-lembaga ini, para pejabat daerah mendapati beberapa masalah tertentu, membangun permufakatan mengenai masalah, dan mendapatkan resolusi dari pemerintah nasional. Pendekatan ini lebih efektif dengan pejabat teknis daerah daripada pejabat nasional, yang sudah memiliki akses ke lembaga-lembaga ini. Bidang lain yang menjanjikan dalam pekerjaan kami di Kenya adalah mendirikan County Budget and Economic Forums (CBEF/Forum Ekonomi dan Anggaran Daerah), yang mempertemukan anggota eksekutif daerah dan masyarakat untuk memusyawarahkan prioritas anggaran. Selama beberapa tahun terakhir, pekerjaan CBEF kami antara lain adalah meningkatkan profil badan-badan ini dan mendorong daerah-daerah untuk mengaturnya. Kesuksesan agenda kami ini adalah berkat hubungan yang terjalin dengan berbagai organisasi masyarakat sipil, lembaga pemerintah, dan beberapa tokoh kalangan eksekutif. Inti dari penjangkauan ini adalah untuk menawarkan berbagai insentif ke pelaku yang berlainan: lembaga-lembaga yang sangat ingin memiliki wewenang, OMS yang sangat ingin memajukan pelaksanaan konstitusi, dan tokoh eksekutif yang ingin menyalurkan partisipasi masyarakat secara lebih efektif.

Pelajaran lain berkaitan dengan cara kami menyajikan argumen. Meskipun politik dan persepsi mendorong banyak kebijakan publik, kami mendapati di Kenya dan Afrika Selatan bahwa analisa dan bukti yang kredibel oleh berbagai lembaga anggaran yang kuat juga mampu menghasilkan perbedaan. Jadi kendati analisa yang dilakukan oleh IBP Kenya bersama para mitra kami sering diabaikan dalam proses pengambilan keputusan yang dipolitisasi, analisa tersebut berperan penting dalam membantu kami mengadakan berbagai pertemuan mengenai hal-hal lebih luas mengenai suatu topik dan dalam menetapkan agenda di mana lainnya tidak dipersiapkan dengan baik. Analisa anggaran independen ini telah membantu membentuk arah pertemuan dengan para pejabat daerah dan lembaga-lembaga seperti Kantor Auditor Umum. Demikian pula di Afrika Selatan, kendati bukti-bukti kadang menyebabkan politisi bereaksi secara defensif, namun telah membantu kami membuka pintu bagi para pelaku dalam pemerintahan yang menghormati analisa dan melihat pentingnya bukti yang berperan dalam meningkatkan layanan-layanan dasar. Misalnya, salah satu mitra IBP Afrika Selatan menerbitkan temuan analisa anggaran di media dan melahirkan hubungan baru yang penting dengan badan eksekutif ketika menimbulkan reaksi konstruktif dari seorang pejabat yang belum pernah terlibat dengan siapa pun sebelumnya.

Hal ini menunjukkan bahwa bila analisa yang kredibel tidak membuka pintu bagi eksekutif, tekanan melalui liputan media atau tindakan politik langsung mungkin lebih efektif untuk menciptakan diskusi. Di Afrika Selatan, gerakan protes masyarakat bawah dan perhatian media telah berulang kali telah memaksa walikota dan menteri untuk membela dan membenarkan tindakan mereka (atau yang terlalu sering adalah ketiadaan tindakan) di depan publik. Tanggapan publik ini seringkali disertai pendekatan di belakang layar oleh badan eksekutif yang berusaha mengatasi masalah yang diungkapkan oleh masyarakat sipil.

Taktik ini juga mengandung risiko. Upaya-upaya yang ditargetkan dengan buruk untuk menjalin hubungan atau mencoba membuka pintu dapat menghabiskan energi dan sumber daya, termasuk modal politik, tanpa banyak berperan dalam mencapai tujuan advokasi. Misalnya, meskipun mungkin lebih bijaksana bila melibatkan petugas teknis, mereka sering kurang memiliki kekuasaan untuk membuat keputusan sehingga kegagalan untuk memupuk kepemimpinan politik dapat menggagalkan rencana kami. Mengenai risiko politik, menjalin hubungan dengan berbagai lembaga yang agendanya sangat berbeda dengan agenda mitra kami dapat menempatkan mitra kami dalam posisi yang tampaknya mempromosikan agenda yang tidak mereka dukung.

Menangani semua risiko ini adalah bagian dari pekerjaan IBP. Tidak ada solusi yang mudah dan cepat. Transparansi dengan badan eksekutif maupun para mitra adalah penting. Kami harus menjelaskan bahwa meskipun kami menghargai hubungan tersebut, kami tidak akan mengkompromikan tujuan perubahan sosial yang kami upayakan. Terus-menerus berdiskusi dengan para mitra kami tentang strategi akan memastikan bahwa alasan-alasan di balik taktik kami dapat dibahas dan dipahami.

Selanjutnya, bagaimana kami akan menyesuaikan strategi kami berdasarkan hal-hal yang kami pelajari? Pertama, jelas bahwa mencari sekutu di badan eksekutif memerlukan upaya yang besar dan upaya ini menuntut pengamatan yang tidak henti-hentinya di tempat-tempat yang tidak memungkinkan. Tim-tim negara IBP dan para mitra kami akan terus mencari sekutu ini di manapun mereka berada dan kemudian berusaha menjalin hubungan yang lebih luas dari sekedar agenda tunggal dan tidak terlalu terlibat. Hubungan yang baik memiliki beberapa segi dan dapat diaktifkan bila diperlukan dalam skenario yang sangat berbeda. Bila IBP terlibat secara langsung dengan kalangan eksekutif, kami akan terus berdiskusi dengan para mitra tentang bagaimana hubungan tertentu bisa sesuai dengan strategi ini demi memastikan semua orang menyetujui manfaat hubungan tersebut. Akhirnya, kami akan terus bekerja sama dengan para mitra untuk memahami insentif kalangan eksekutif di waktu dan tempat tertentu. Bila perlu, kami akan membantu para mitra membuat dan mendukung analisa anggaran teknis dan bekerja lebih keras untuk menyebarkannya agar dapat membantu membuka jalan bagi keterlibatan masyarakat sipil secara keseluruhan. Bila taktik orang dalam ini gagal, kami akan mendukung para mitra untuk merumuskan taktik-taktit yang lebih kuat yang mampu menekan kalangan eksekutif agar melibatkan organisasi masyarakat sipil.

Authors

John Kinuthia

Senior Program Officer, IBP Kenya, International Budget Parnership

John is a Senior Program Officer at the International Budget Partnership Kenya (IBPK). He joined IBP in October 2012 just as Kenya’s ambitious devolution program was taking off. John leads IBPK’s research and analytical work in Kenya, and he is part of the team that works to promote budget transparency and to improve public engagement on how the government raises and spends public resources.

He has done extensive research on Kenya’s public finance system for evidence generation that IBP uses to provide technical support to civil society organizations and, in some cases, government agencies. John’s research focuses on equitable revenue sharing mechanisms, equity in government expenditure, social protection, budget credibility, public participation in budgets, sub-national budget transparency, among other areas. His role also includes supporting capacity building and the publication of guides and tools that IBPK uses to improve community engagement with national and sub-national government budgets. John also plays a role in coordinating IBP’s programmatic work in Kenya, including supporting fundraising and administrative tasks.

John holds a Bachelor of Science degree in Physics from Jomo Kenyatta University of Agriculture and Technology (JKUAT), an MBA in Strategic Management from the Kenya Methodist University, and a professional award on Decentralization and Local Governance from SOAS University of London.

Before joining IBP, John worked with Twaweza East Africa as an Associate Analyst, where he helped to build the Kenya Budget Explorer, a centralized budget portal, to improve citizens’ access to budget information.  He is a big data enthusiast, a happy bee farmer, and a part-time historian.

About this insight
Related topics & Initiatives
Related Countries & Regions
Global